Harlah NU ke 95 Masehi


RepostingharlahNU94

Maidhoh Hasanah Harlah NU ke 95 PC NU TPI


Dokter garis lucu,  (T)NU dan Oreng Madura 

Hisnindarsyah 

DokterGeJeBlangkonputih


Dalam suatu kegiatan baksos di wilayah Madura,  aku memeriksa seorang pasien.

Suatu hal yang wajar, jika aku berkenalan dan menyapa.

Aku : Assalamualaikum, saya dokter hisnin, nama bapak siapa? 

Pasien : Ropik

Aku : umur?

Pasien : 70 tahun lebih 

Aku : ada identitas KTP atau SIM , pak ?

Dengan tenang, dia mengeluarkan identitas dari Sarungnya.


Dan aku terpelongo wal bengong.

Aku: maksud saya,  KTP atau SIM, pak..

Lah ini kan Kartu NU...tidak punya KTP?


Pasien: dokter ini jangan sembarangan, kartu NU ini lebih penting dan lebih hebat dari KTP dok.

Aku: Loh koq bisa gitu pak ?

Pasien: Indonesia, merdeka kapan?

Aku: 17 agustus 1945 pak ( sambil bingung ), apa hubungannya pak?

Pasien ; Lah NU itu merdekanya 31 januari 1926, lebih dulu NU merdeka daripada Indonesia. Lebih sakti kartu NU dok...dekreemmmaaaa..


Hahaha...ampuun 


Selamat Harlah NU ke 94

31 Januari 1926- 31 Januari 2020


-----------------------------------------------------------------------

Dialogku:


Ra: pak dokter, sampayen dari mana asalnya?

Aku: sebetulnya dari madura, tapi kule reng medura tapi tak bisa ngocak,( ngomong) medura.


Ra: beh dek remah( loh gimana? ), kalo reng medura  harus bisa caan ( bicara) bahasa madura.kalo tidak, BUKAN  ORANG  MADURA itu

Aku: Senyum pasrah sambil EGP hahaha.


Ra: pak dokter kerja di rumah sakit mana?

Aku: di jakarta pak, di rumah sakit cilandak.

Ra: beh , cilandak itu tempatnya marinir. Sampeyan tau marinir itu apa?

Aku: menurut Ra, marinir itu apa? ( sambil mulai nahan ketawa).


Ra: beeh, marinir sampeyan tak tau. Itu kalo marinir jalan, ular, jin , setan minggir semua..

Aku: Lho, koq bisa gitu ?

Ra: marinir itu tentara yang dapat doa khusus dari kyai kyai madura, dulu namanya KKO artinya Karomah Kiyai Kholil ( Syaichona Cholil Bangkalan ulama terkenal madura) krn dapat ijazah dari beliau .


Aku: ( asli aku mulai geli) 

tapi aku pasang tampang bengong.

Oh gitu yah Ra.

Ra: makanya marinir hebat, dicintai rakyat karena dapat doa dan ijazah para kiyai. Marinir itu banyak yang kebal, hidupnya bisa makan apa saja. Ular, biawak , monyet pokoknya mereka bisa hidup dimana saja.

Aku: ( ini ada benarnya, tapi gabungan antara mistis dan fakta)


Ra: Lah sampeyan rumahnya dimananya tempat marinir itu.

Aku: ( lama lama tidak tega juga, dengan berusaha tenang, sambil nahan tawa, aku jawab). Yah, di tempat marinir itu saya tinggal Ra.

RA: hah, maksudnya, sampeyan tinggal dengan marinir? Ikut siapa?

Aku: saya ikut bantu bantu di RS Marinir Cilandak.


Ra: maksudnya, bagaimana? Koq bantu bantu

Aku: ya, saya praktek di RS Marinir cilandak.

RA: hah koq bisa?

Jadi sampeyan ini dokter tentara marinir? ( wajahnya mulai pucat, dan terbata bata)

Aku: saya hanya bantu bantu disitu Ra. Ya memang tugas saya di RS marinir cilandak.


Kalau baksos ini khan, kegiatan istri saya, saya juga bantu bantu jadi dokternya. Pokoknya selama bisa saya bantu, ya saya bantu. Semoga bisa jadi amal jariah.


Ra: sebentar, ini bukan urusan amal jariyah, sampeyan ini jangan jangan,  ngaku ngaku, dokter marinir ya.( mulai sedikit ngegas). 

Aku: ngga ngaku ngaku Ra, ngga ada untungnya. Saya memang tugas disana. Silahkan dicek saja digogle.

Ra: (sibuk ngetik hape..dan dapat foto saya). Masya Alloh, subhanalloh... ternyata bapak dokter marinir beneran...haduh maaf pak..ini pangkatnya berderet deret. Pasti tinggi ini pangkat bapak. Lebih tinggi dari KAPOLSEK  ya pak. Ampun saya pak..maaf (sambil berusaha mencium tangan saya, yang pasti saya tarik).


Tadi waktu bapak sambutan, tidak keliatan tentara ,pak. Santai, enak, penuh guyonan. Saya kira marinir itu mesti sangar. Tapi ini koq beda ya pak.


Aku: ( sambil tertawa) ngga apa apa Ra..wong saya memang saya dapat amanah  tugas di rs marinir Cilandak. Ya, tentara itu hanya siap laksanakan saja.


Tapi trimkasih ya ra. Sudah memberi input baik buat marinir. Alhamdulillah kalo marinir itu dianggap demikian . Mungkin benar, marinir  hidup dari doa dan ijazah para kiyai.

Dan bukan itu saja, bangsa Indonesia ini, juga merdeka juga berkat perjuangan para kyai. Sejarah mencatat  nama nama kiyai sepeti Hadaratus Syekh KH Hasyim Ashari, dengan tinta emas.


Ra: ( masih bengong) ini kalo begini,  pangkatnya apa pak.

Aku: ini tanda pangkat kolonel , Ra

Ra: wah kalo gitu lebih tinggi dari pak koramil sama pak kapolsek ya pak

Aku: nguakakakkk poolll


Ra: Tapi dengan pak kapolres sama pak dandim, sama ya pak

Aku: yah, agak tinggi pangkat ini sedikit lah Ra( sambil aku tetap ketawa)

Ra: loh berarti hampir jendral ya pak dokter, Masya Alloh, betul betul saya tidak menyangka.

Kalo begini, sampeyan ASLI RENG MEDUREH. Tak akoni panjenengan reng medureh asleeh.


Berarti pak kapolres sama pak dandim sak medura ini, kalo sama sampeyan, mesti hormat ya pak...aduh maaf, saya pak.

Mohon sungguh dimaafkan.


Aku hanya biasa  nguakakak poolllll ngga abis abisnya..

Mau nerima maaf beliau, ya untuk hal apa? Wong ngga salah apa apa.


Tapi yang pasti dan aku syukuri....

Akhirnya aku diakui sebagai orang Madura

Hahahaha


Matorseklakong ponpes Annuqoyyah Sumenep.

Yang sudah menambah  kekayaan batin saya, agar lebih banyak bersyukur.


---------------------------------------------------------------------


Pada suatu siang, masih dengan memakai jas putih , aku keluar untuk makan siang ke warung samping rumah sakit. Setelah selesai makan, aku tertarik dengan mangga yang dijajakan di samping pintu gerbang rumah sakit.

“Ini mangga apa, Pak?” tanyanku pada penjual mangga yang orang Madura.

“Kalo yang ini mangga Gadung, Pak. Ini masak pohon, manis.”

“Berapa sekilo?”

“Gadung lima ribu!”

“Kalo yang ini apa?” tanya dia menunjuk sebuah mangga yang lebih besar.

“Ini Manalagi. Asli, masak pohon juga. Sekilo tujuh ribu!”

“Hmmm, lain kali aja ya Pak,” kataku  sambil membalikkan badan beranjak hendak pergi.

“Aabboo, sebentar, Pak!” Seru sang penjual.

“Ada apa?” tanyaku

“Lima ribu, Pak!”

“Lho, Saya ‘kan nggak beli!” aku Protes .

“Iya, Sampian nggak beli, tapi ‘kan tanya-tanya harga!” Jawab sang penjual santai.

“Lho, memang tanya aja bayar?” tanyaku heran.


“Abboo mak deiye. Sayya dulu priksa ke Sampian, cuma tanya-tanya. Pian minta bayaran lima puluh rebu. Sekarang  Saya cuma minta lima ribu. Lebih murah ta iye..” “grhhhrhglklrrrsrsrsrlkgr”


Asli mau marah tapi tak kowatttttt

----------------------------------------


Selamat HARLAH  NU KE 94

30 Januari 1926

30 Januari 2020


Santri ponpes Al Jalaniyah

Al Faqir Hisnindarsyah

Asli Medure ta'bessa ngoca' medurre


REPOSTING DRGEJEBLANGKONPUTIH

BUMIGURINDAM 31.01.2021

(Hisnindarsyah Dokter/FB) 

youtube