Ranting NU Ngangkrik Gelar Musyker, Pesan Ketua MWC NU Tegaskan Identitas Harus Mandiri

Lamongan, wartanu.online-- Ketua MWC NU Turi H Sunhaji menyatakan semua Ranting NU se Kecamatan Turi, harus segera menggelar Musyawah Kerja (Musyker) untuk menentukan arah program kerja lima tahun kedepan, hal ini disampaikan H Sunhaji saat membuka acara Musyker Ranting NU Ngangkrik Desa Balun Kecamatan Turi, Sabtu (6/3/2021). 

Dalam kesempatan itu H Sunhaji yang memimpin MWCNU Turi tiga periode ini memberikan pandangan, agar NU di tingkat paling bawah yaitu ranting bisa menjadi lokomotif dan penggerak mesin organisasi guna melanjutkan perjuangan para Mu'assis atau pendiri NU dengan Ahlu as-Sunnah wal Jama'ah (Aswaja) merunut salah satu 4 Madhab yaitu Imam Syafi'i dan mengakui Madhab Maliki, Hambali dan Hanafi. 

"Perlunya semua ranting NU mengadakan Musyker agar jelas dan terarah apa yang mau dikerjakan program organisasi", ujar H Sunhaji. 

Kepala Kankemenag Lamongan ini melanjutkan NU memberdayakan warganya dengan berbagai kegiatan selain meningkatkan SDM warga NU, juga bagaimana warga NU berdaya dan mandiri secara ekonomi dalam menghidupi kegiatan organisasi. 

Dicontohkan MWC NU Turi mengembangkan bidang usaha koperasi dan membuka Cafe depan kantor MWC sebagai upaya, untuk menggeliatkan spirit warga NU agar tetap survive dalam kegiatan ekonomi. 

"Sudah saatnya NU itu bisa mandiri menjalankan tugas organisasi, tidak menggantungkan bantuan atau proposal, karena NU ini dulu didirikan dengan kemandirian para pendiri besarkan organisasi", lanjutnya. 

Disamping itu penataan organisasi nantinya juga akan dilakukan dengan melakukan pendataan anggota, maka setiap ranting diintruksikan MWC NU Turi untuk mengirimkan tenaga operator ke MWC yang nantinya akan diberikan diklat untuk pelatihan pengisian Kartanu (Kartu Anggota NU) dengan sistem aplikasi online. 

"Pendataan untuk Kartanu selain dengan sistem aplikasi online dari PBNU, juga tenaga teknisnya nanti akan door to door dalam pengurusan warga NU mengurus Kartanu", tambahnya. 

Selain itu lanjut H Sunhaji ranting ranting NU diminta supaya melakukan inventarisir aset aset yang dimiliki NU agar tidak diserobot pihak lain, seperti Masjid dan Madrasah harus dijaga identitasnya, karena saat ini banyak dari mereka yang ingin menghilangkan identitas NU. 

"Identitas NU itu penting misalnya ranting buat kantor, masjid dan madrasahnya ada papan nama NU biar tidak diklaim pihak lain", ungkapnya. 

Dihimbau pula ranting ranting NU untuk menegaskan identitasnya dalam kegiatan keagamaan seperti tahlil dan yasinan, saat ini dari desa desa banyak mengadakan acara tahlilan dan yasinan tapi bukan NU. 

"Tahlil dan yasinan itu punya NU, tapi justru yang banyak mengadakan kegiatan itu RT atau RW tanpa melibatkan NU, maka ini menjadi pemikiran kita bersama untuk menegaskan identitas NU yaitu dengan melakukan sinergi dengan ranting-ranting NU agar menjadikan NU sebagai identitasnya dalam berbagai kegiatan organisasi sosial dan kemasyarakatan", pungkasnya menjelaskan. (wnu) 


youtube