Visi Misi Khidmah NU Gresik Memantapkan Kemandirian Umat Dalam Melanjutkan Perjuangan Ulama

Majukan Pendidikan Berdayakan Ekonomi, Bangun Rumah Sakit  Hingga Perguruan Tinggi (bagian 1)

Oleh Ir. H. M.Najikh MM*

Wartanu.online, -- Ketika musyawarah membentuk kepengurusan Nahdlatolul Ulama (NU) pada Jumat malam, 15 Rabiul Awal 1347 H/ 31 Agustus 1928 M, maka keesokan harinya KH. Faqih Maskumambang mengumumkan kepengurusan Cabang NU Gresik pertama di hadapan 4.500 jama'ah Masjid Jami' Gresik sangat sepesial, karena dihadiri Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari pendiri NU. 

Pengumuman sang kyai kharismatik itu menggembirakan warga Gresik yang memang sejak lama merindukan sebuah organisasi, bisa mewadahi kegiatan jam'iyahnya sebagai respon tantangan zaman saat itu dengan penuh semangat dalam amaliah ahlu sunnah wal jama'ah (Aswaja) dengan kata lain berkhidmah dari NU untuk Nahdliyin khususnya, kepada bangsa dan negara pada umumnya untuk melanjutkan ajaran Rasulullah Shollollahu 'Alaihi Wasalam melalui perjuangan para Masyayikh, Kyai dah Ulama. 


Berkhidmah dalam NU pada hakikatnya adalah ikut membantu melayani umat Rasulullah Shollollahu 'Alaihi Wasalam yang sangat dicintainya. Umat Rasulullah adalah siapa saja yang mengakui kerasulan nabi Muhammad, mengikuti dan melaksanakan ajarannya serta mencintainya. Maka ketika Mbah Hasyim dawuh “Sing sopo wonge gelem ngopeni NU tak anggep santriku, sing sopo wonge dadi santriku tak dongak ake husnul khatimah sak anak putune” adalah bentuk penegasan atas reward pelayanan terhadap umat Rasulullah.

Sebagai organisasi pelayanan, NU memiliki peran menyeluruh di tengah tengah masyarakat, melestarikan ajaran-ajaran Rasulullah (Aswaja), menjaga keharmonisan masyarakat, mencerdaskan masyarakat, menyejahterakan masyarakat, membangun akhlak masyarakat demi terjaganya harkat dan martabat umat Nabi Muhammad Shollollahu 'Alaihi Wasalam. 

Melestarikan ajaran Rasulullah adalah bentuk upaya bagaimana ajaran ajaran Rasulullah sampai kepada umatnya yang hidup jauh dari zamanya. NU sebagai organisasi diniyah, menggali sumber-sumber ajaran Rasulullah secara mutawatir/ berkesinambungan melalui mata rantai (sanad) keilmuan para ulama yang sampai pada Rasulullah. Melalui mata rantai itulah ajaran Rasulullah lebih terjaga oleh para ulama sepanjang perjalanannya sampai kepada umatnya zaman sekarang.

Para ulama yang menjaga ini disebut sebagai jemaahnya Rasulullah, karena ulama adalah pewaris para nabi. Maka mengikuti para ulama adalah mengikuti Rasulullah. Metode demikian adalah manhaj dalam ahlussunnah waljamaah. Pola yang demikian itulah yang lakoni Nahdlatul Ulama dengan pola bermazhab dalam mengamalkan ajaran Rasulullah. Dari sinilah NU mengantarkan umat Rasulullah untuk mengenal, memahami dan melaksanakan ajaran Rasulullah Saw.

Selain mengantarkan umat kepada mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Rasulullah, NU memberikan pelayanan dalam berbagai aspek kehidupan umat, oleh karena itu dalam keorganisasian NU terdapat lembaga-lembaga yang melayani kebutuhan umat seperti pendidikan oleh LP. Ma’arif, dakwah oleh LDNU, zakat-infak-sadaqah oleh Lazisnu, kemasjidan oleh LTM, perekonomian oleh LPNU dan sebagainya. Layanan-layanan itu didesain untuk memenuhi kebutuhan umat Rasulullah Shollollahu 'Alaihi Wasalam agar menjadi umat yang fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah. 

Khidmah adalah kata kunci NU berdiri dan pergerakannya selama ini. Para kiai membentuk NU bertujuan untuk berkhidmah kepada agama dan tanah air.  Pertama, khidmah untuk agama, NU memang lahir dari para pemuka agama yang nahdlah atau bangkit dengan tujuan untuk melestarikan Islam Ahlussunah wal Jama’ah di Indonesia dan dunia. Pada AD/ART NU pertama kali tertulis: 

Adapun maksud perkumpulan ini yaitu: memegang dengan teguh pada salah satu dari mazhabnya Imam empat, yaitu Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah An-Nu’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan mengerjakan apa saja jang menjadikan kemaslahatan agama Islam.

Kedua, khidmah untuk Tanah Air. Ini berarti NU dengan sekuat tenaga akan menjaga keutuhan negara dan memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya. Sungguh suatu tujuan yang mulia dan itu sudah ditunjukkan dalam sejarah.
Dua khidmah ini seiring sejalan dalam langkah gerak NU. Islam Ahlussunah wal Jamaah menjadi inspirasi dan gerak untuk cinta Tanah Air yang tertera dalam kalimat hubbul wathan minal iman. Agama dan Tanah Air menjadi bagian cinta dalam satu tarikan napas.    

Mari kita buka sedikit dari peran NU dalam sejarah: 

Pada masa kolonial Belanda, yakni tahun 1937, NU membidani Majelis Islam A'la Indonesa (MIAI).

Pada menjelang kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, NU turut serta merumuskan dasar negara yaitu Pancasila yang diwakili KH Abdul Wahid Hasyim, putra Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. 

Pada masa mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945, NU mengeluarkan Resolusi Jihad NU dan Fatwa Jihad. Peristiwa ini menjadi Hari Santri hari ini. Rasolusi Jihad NU ini kemudian digelorakan kembali pada 1946 selepas Muktamar NU di Purwokerto. 

Pada tahun 1954 guna mengukuhkan kedudukan kepala negara Republik Indonesia sebagai Waliyul Amri ad-Dharuri Bissyaukah yang dirongrong kelompok separatis berkedok agama. 

Pada tahun 1965, NU turut serta dalam pengganyangan dan pembubaran PKI. 
Pada tahun 1P984, NU menyatakan Pancasila sebagai asas tunggal, dan waktu NU menjadi satu-satunya ormas Islam yang menyatakan Pancasila sebagai negara. 

Para kiai, para pengasuh pondok pesantren, para pengurus NU di tingkat wilayah hingga ranting, para pengurus lembaga dan badan otonom NU, Nahdliyin dan Nahdliyat di Jawa Barat, khidmah NU kepada agama dan Tanah Air akan terus berlanjut karena Nahdlatul Ulama merupakan kebangkitan para intelektual yang mampu membaca gerak zaman. Itu tercermin dari kata nahdlah, yang artinya kebangkitan yang terus-menerus. 

Sebagaimana yang dikatakan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, bahwa kebangkitan ulama NU insyaallah akan berlangsung sampai kiamat.

Melatari pemikiran pemikiran tersebut maka PC NU Gresik kedepan harus bangkit dalam mengembangkan kemajuan kemandirian NU di segala bidang, baik Pendidikan, ekonomi sosial juga kajian kajian yang menjadi sumber pedoman penghayatan dan pengamalan Aswaja NU untuk menghadapi tantangan, perubahan zaman yang terus berkembang dinamis dan modern. (Bersambung) 

*Menyambut Konfercab PC NU Gresik bulan Nopember 2021 dalam sosialisasi visi dan misi pencalonan penulis, sebagai Calon Ketua PC NU Gresik untuk berkhidmah pada NU melanjutkan perjuangan para Masyayikh, Kyai dan Ulama.

youtube