Tulisan Lepas: Dr. H. Chusaini Mustas, M.Pd*
Dr. H. Chusaini Mustas M.Pd. (wartanu.online) |
Opini (wartanu.online) - Pekerjaan besar menanti kehadiran Kepemimpinan PCNU Gresik periode 2021-2026 adalah pekerjaan yang tidak mudah seperti membalikkan tangan, maka bagi siapapun warga Nahdliyin yang mau mencalonkan diri tentu haruslah punya terobosan baru yaitu pertama punya kemampuan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PCNU Gresik dalam mewujudkan visi, misi, program, tujuan, dan sasaran sehingga bisa ditemukan akar masalahnya untuk ditemukan daya ungkit dan terobosan sehingga permasalahan cepat terselesaikan, dan tidak berlarut-larut demi memenuhi kebutuhan organisasi dan umat yang maju.
Harapannya PCNU Gresik akan bisa menjadi organisasi yang mandiri membutuhkan Energi Kepemimpinan analis yang fokus, lincah, dan cepat. Kemudian, pekerjaan besar yang kedua adalah kemampuan berinovasi PCNU dalam menggali sumber daya internal warga nahdliyin Gresik sebagai modal dalam menggerakkan fungsi dan peran organisasi dari level Cabang sampai Ranting dan Banom- banonya.
Pekerjaan besar yang ketiga yakni berangkat dari mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, 'bahwa di negara-negara maju yg bekerja keras adalah asetnya bukan manusianya, manusianya kerja biasa biasa saja. Kalau di Indonesia yg kerja keras manusianya, setelah bekerja keras lalu tidur. Adapun asetnya banyak nganggur tak dipakai dan tak dimanfaatkan, itulah membedakan antara negara maju dan negara berkembang seperti Indonesia.'
Demikian pula kalau PCNU Gresik ingin menjadi organisasi maju, maka seharusnya Kepemimpinannya berenergi mampu mencipta asset PCNU dan Warga NU Gresik disulap menjadi yang menggangur tidak menggangur, yang tidak dipakai menjadi terpakai, yang tidak dimanfaatkan menjadi termanfaatkan, yang tidak produktif menjadi berproduktif . Dengan demikian yang kerja keras adalah asetnya.
Hampir tidak terbantakan bahwa anggota warga NU Gresik itu mayoritas dan pekerja keras, maka tidak heran tenaganya terkuras habis lalu banyak istirahat alias tidur dan tak berkesempatan memikirkan, bagaimana membuat NU Gresik menjadi organisasi maju dan membahagiakan.
Bagaimana caranya ?. Untuk menjawabnya, ke depan PCNU Gresik sangat mendesak untuk dipimpin oleh warga Nahdliyin yang memiliki energi kepemimpinan yang paripurna.
Pekerjaan besar yang keempat adalah terkait dengan kuantitas dan kualitas SDM NU. Gresik dikatakan Kota Santri, berarti mayoritas warganya nahdliyin. Bagaimana cara mengelola dan menumbuhkembangkan ragam SDM NU sehingga dapat kategori SDM maju yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas intelektual, cerdas sosial, dan cerdas buatan (Artificial Intelligence) dalam kerangka Islam Aswaja sehingga terbentuk warga NU sebagai benteng NKRI dan pelopor anti narkoba, anti korupsi, anti kekerasan/radikalisme, anti proxy war, anti kejahatan dunia maya, anti ujaran kebencian, dan anti berita bohong?.
Hal ini tidak mudah untuk dijawab. Karena butuh energi kepemimpinan PCNU Gresik yang cerdas analisisnya, cerdas sintesisnya, cerdas evaluasinya, dan cerdas inovatifnya serta mampu mencipta PCNU Gresik sebagai Organisasi Pembelajar.
Pekerjaan besar yang kelima adalah diperlukannya energi kepemimpinan yang mampu menciptakan konektivitas melek informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan memedomani kaidah fiqih “Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik”di tengah terpaan gelombang revolusi industri 4.0 yang bercirikan dunia virtual, membentuk konektivitas antar manusia, mesin, dan data. Kemampuan berkomikasi, berkolaborasi dan bersinergi menjadi sangat penting.
Pekerjaan besar yang keenam adalah adanya energi kepemimpinan PCNU yang sanggup dan mampu dalam periodenya bisa mendirikan Rumah Sakit NU (RSNU) dan Perguruan Tinggi NU (PTNU) Gresik.
Keenam Pekerjaan Besar di atas, bisa dijadikan barometer dalam memilih Kepengurusan PCNU Gresik yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Energi Kepemimpinan PCNU ke depan harus berhidmat kepada para Kiai Kota Kampung dan umat yang dilandasi Khittah Nahdliyah, dengan didukung kompetensi High Knowledge, High Skills, High Attitude dan High Bargaining Position serta memiliki High Speed dalam bertindak untuk mewujudkan impian dan cita-cita kebutuhan umat.
*Penulis pernah aktif di PCNU Gresik periode kepemimpinan KH Robbach Ma'sum, mantan Kepala Dinas Pendidikan Gresik, alumnus S3 Unair Surabaya, saat ini ngantor di Widyaiswara Pemprov Jatim.