CATATAN PENTING PASCA KONFERENSI PCNU GRESIK 2021

Tulisan LepasDr. H. Chusaini Mustas, M.Pd*

Dr. H. Chusaini Mustas M.Pd. (wartanu.online) 
Opini, wartanu.online - Kendati Konferensi PCNU Gresik sudah usai digelar, namun masih menarik diperbincangkan. Selain tampilnya figur baru yang memimpin NU untuk lima tahun kedepan, juga banyak catatan perlu menjadi discourses khusus agar eksistensi ormas Islam terbesar di negeri ini tidak kehilangan arah dalam melanjutkan Garis Garis Besar Haluan (GBHN) dari warisan para pendiri NU 1926, terutama dengan menjalankan khittahnya untuk memberdayakan potensi dan kemajuan NU yang lebih membumi bagi warga Nahdliyin. 

Berikut tulisan Dr. H. Chusaini Mustas, M.Pd bagaimana catatan-catatan itu yang perlu dipikirkan bersama supaya menjadi masukan kepemimpinan baru PCNU dalam menjalankan program kinerja organisasi. Yaitu antara lain; 

Pertama, tema konferensi PCNU Gresik yang berbunyi “Sinergi Jam’iyah dan Jamaah menuju NU Kuat, Mandiri, dan Bermartabat”  berfungsi sebagai  signal fokus Penyelenggaraan konferensi, menjadi acuan dalam setiap aktivitas konferensi, menjadi pemersatu persepsi bagi para pihak yang terlibat konferensi, dan menjadi acuan bersama untuk terwujudnya tujuan konferensi. 

Tema KOnferensi di atas merupakan sinyal sangat kuat kepengurusan PCNU Gresik hasil Konferensi 5 Desember 2021 diamanati oleh peserta Konferensi untuk bangun sinergi kelembagaan dan antara warga nahdliyin “Menuju NU Kuat, Mandiri, dan Bermartabat”.

Kata “Menuju” bisa dipertanayakan “kapan sampainya ?”. akan lebih cocok bila “Menuju” diganti “Menjadi”.    

Tema ini berorientasi kepada proses penguatan internalisasi PCNU, tetapi tidak pada tatatan eksplorasi PCNU Gresik. Hal ini tidak sepadan dengan tema yang diusung oleh Muktamar PBNU Ke-34 “Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia”.  

Kedua, pemilihan 5 AHWA (Ahlul Halli wal Aqdi) tergolong sangat mulus karena dijiwai Kekiaian sehingga diperoleh KH. Mahfudz Ma’shum (340 suara); KH. Achmad Qusyairi Mustas (324 suara); KH. Moh. Fathan (294 suara); KH. Nuruddin (272 suara); dan KH. Abdullah Anam (223 suara). Dan telah disepakati KH. Mahfudz Ma’shum sebagai Rais Syuriyah masa bakti 2021-2026.   

Ketiga, bagaimana dengan pemilihan Ketua Tanfidz PCNU ?. Dalam Peraturan Tata Tertib Konferensi mempersyaratkan tahap pencalonan memperoleh sedikitnya 150 suara syah.

Setelah berlangsungnya pemilihan calon Ketua Tanfidz PCNU telah terjaring ada 4 calon besar dengan perolehan suara sebagai berikut  : Drs. KH. Mulyadi, MM. (209 suara); Ir. H. Mokh. Najikh. MM. (105 suara); KH. Chusnan Ali (78 Suara); Dr. KH. Ahmad Thoyyib Mashudi, Lc.,MM. (31 suara); dan nama-nama lainnya (15 suara).  Dengan demikian hanya ada 1 calon yang memenuhi persyaratan yakni Drs. KH. Mulyadi, MM. dan telah ditetapkan sebagai Ketua Tanfidziyah masa periode 2021-2026.

Ada pertanyaan yang perlu dijawab untuk perbaikan pada  Konferensi PCNU 2026 mendatang, yaitu :   Persyaratan tahap pencalonan minimal 150 suara syah ternyata menghasilkan Ketua Tanfidziyah yang didukung oleh 209 dari 438 suara syah (47,7%) atau 229 suara syah (52,3%) terabaikan.  Menurut Standarisasi perolehan suara syah dan dinyatakan mendapat amanah, seharusnya minimal mendapatkan sebanyak 50% + 1 suara syah.  

Keempat, pada Materi Sidang Garis Besar Program PCNU Gresik Masa  Khidmat 2021-2026,  dalam mengalisis menggunakan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman) perlu dukungan data dan fakta agar target masa khidmat 2021-2026 terukur keberhasilannya. Sejauhmana peningkatannya dan berapa digit pengembangannya. 

Kelima, ada 5 Garis Besar Program (1) Pengembangan Dakwah dan Budaya, (2) Penguatan Organisasi dan Kelembagaan, (3) Penguatan Pendidikan dan Pemberdayaan SDM, (4) Pemberdayaan Ekonomi, Buruh, Nelayan, dan Pertanian, (5) Pelayanan Kesehatan, Sosial, dan Lingungan. Secara detail dari lima garis besar program tersebut sayang sekali belum nampak menyertakan era digitalisasi dalam pengembangan, penguatan, pemberdayaan, dan memberikan pelayanan. Pada hal tantangan terdahsyad PCNU kekinian adalah kemampuan digitalisasi lima programnya untuk umat.  

Aspek digitalisasi mebuat lebih efektif dan efisien dalam pengembangan, penguatan, pemberdayaan, dan memberikan pelayanan umat yang sekaligus   berperan melawan radikalime/kekerasan, perang proksi, kriminal berbasis  IT, ujaran kebencian, berita bohong, dan pendangkalan ajaran/amaliyah Aswaja.   

Keenam, hasil Sidang Komisi Program mengamanatkan kepada PCNU Gresik periode 2021-2026 mendirikan UNUGRES (Universitas NU Gresik) dan RSNU (Rumah Sakit NU Gresik). Dengan terealisasinya 2 program monumental ini dalam 5 tahun ke depan, tentu warga nahdliyin Gresik pasti sangat  berbangga dan bersyukur.  

Selamat dan sukses, semoga Kepengurusan PCNU Gresik diberikan Allah kekuatan menjalankan amanah yang sangat bermakna ini, aamiin YRA.     

*Penulis aktivis di Lingkungan NU sejak 1975-sekarang, dan masuk kepengurusan PCNU sejak periode KH. Robbach Ma’shum sampai sekarang. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Gresik. Alumnus S3 Unair Surabaya Prodi Pengembangan SDM. Saat ini sebagai Widyaiswara BPSDM Provinsi Jawa Timur.  


youtube