Tulisan Lepas : Ahyan Elbanis*
Opini, wartanu.online | Dzikir merupakan jalan meraih ketenangan dhohir dan bathin menghubungkan antara hamba kepada sang pencipta-Nya (Allah). Banyak dzikir salah satunya adalah dzikir Ratib al-Attas (Al Athos) disusun oleh waliyullah al-arif billah alhabib Umar bin Abdurrahman al-Attas. Beliau lahir di desa lisk yang berdekatan dengan desa Ainat, Hadhramaut, pada akhir abad ke-10, tepatnya pada tahun 992 H silsilah nasabnya bersambung kepada Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasalam.
Kemudian beliau wafat pada 23 Rabiul akhir tahun 1072 H atau 1652 M. Hampir diseluruh penjuru dunia bahkan Indonesia umat muslimin telah mengenal Ratib al-Attas yang sudah semenjak dahulu dibaca dan diamalkan oleh masyakarat baik di kota-kota besar maupun diperkampungan, baik di masjid-masjid, di surau-surau maupun di rumah-rumah.Setiap bacaan dzikir sebenarnya mengandung makna dan rahasia-rahasia yang sangat besar di dalamnya dikupas buku yang berjudul Menyingkap Rahasia Dzikir & Do’a Dalam Ratib al-Attas dari syarah Ratib al-Attas yaitu al-Qirthos Lil Habib Ali bin Hasan Al Attas.
Dalam buku tersebut disusun oleh Habib Zaeid bin Husein al-Hamid disebutkan sebagian kecil dari penjelasan mengenai rahasia dan makna yang sangat luas yang terkandung di dalam setiap bacaan dzikir dan do’a yang terdapat dalam Ratib al-Attas. Membaca dalam buku ini kita akan mengetahui satu persatu rahasia dan hakikat dari pada makna yang terkandung pada setiap bacaan dzikir dalam ratib yang diawali dengan al-fatihah dan seterusnya hingga dzikir yang terakhir.
Keutamaan membaca Ratib Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthos, Ratib Habib Umar yang diberi nama Azizul Manal Wafathul Babil Wishol seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin Hasan AL-Atthos di dalam kitab Al-Qirthos bagian kedua juz pertama : “ Ratib Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui Habib Umar “ ketahuilah bahwa Ratib yang besar dan Hizib yang kokoh dan sumber yang murni ini, yaitu Ratib Habib Umar Al-Atthos terkandung di dalamnya rahasia-rahasia dan Nur-Nur, manfaat yang besar, faedah-faedah yang luar biasa tinggi nilainya, dan tak dapat diperkirakan batas kekuatan pemeliharaanya.
Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos mengatakan sepengetahuan kami Al-Habib Umar tidak ada sesuatu yang ditinggalkannya berupa bekas peninggalan ( seperti kitab atau masjid terkecuali Ratib ini ) maka dengan jelas Ratib ini diintisabkan kepada pribadinya langsung.
As-Sayyid Al-Imam Isa bin Muhammad Al-Habsyi berkata : “Bahwa sering kami mendengar Al-Habib Umar dalam pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini dan beliau mengatakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnya.
As-Sayid Isa pun mengatakan bahwa ada orang dipercayai mengabarinya bahwa dia mendengar dari Syeikh Ali bin Abdullah Ba-Ross (beliau adalah murid terdekat merangkap Khodam Habib Umar ) berkata : “ Saya melihat sebuah kitab tertulis disitu bahwa barang siapa yang merutinkan membaca Ratib ini diharapkan akan terampuni semua dosa-dosanya”.
Adapula jama’ah dari Al-Mukhtamadun ( yang dipercaya ) mereka mengkisahkan apa yang mereka ketahui mengenai apa yang terjadi atas diri As-Sayid Alwy bin Alwy bin Abdullah ibn Al-Musawwa , yaitu pada tahun terakhir hayatnya beliau berziarah ke kota Tarim, Sayid Alwy jatuh sakit, sakit yang membawa kepada ajalnya, sehingga nyaris terjadi pada saat itu juga, melihat keadaan itu maka Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad (Penyusun Ratib Al Haddad) berkata kepadanya : “ Wahai Sayid Alwy, ketahuilah bahwa ajalmu telah tiba saatnya dan tidak diragukan lagi”. Maka dijawab oleh Sayid Alwy : “Wahai Habib Abdullah do’akan saya agar saya dapat penundaan umur sehingga saya bisa sampai kerumah saya dikota Amed dan berkesempatan melihat anak-anak saya dan berkumpul bersama keluarga saya “. Dijawab oleh Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad : “ Engkau perbanyaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh (Tuan Guruku) Al-Habib Umar Al-Atthos dalam Ratibnya yaitu :
"Ya lathifan lam yazal ulthuf bina fima nazal innaka lathifun lam tazal ulthuf bina wal muslimin", "Wahai Yang Maha berlemah lembut, engkau selamanya begitu, berlemah lembutlah terhadap kami dalam segala kejadian, sesungguhnya engkau Maha berlemah lembut dan takkan berubah, berlemah lembutlah terhadap kami dan kaum muslimin ".
Ucapkanlah terus sampai engkau tiba ditempatmu “. Maka mulai saat itu juga Sayid Alwy mengulang-ulangi ucapan itu dan beliau berkata : “ Saat itu juga saya mendapat kesembuhan dan bertolak pulang dari Tarim sambil mengulang-ulangi disepanjang perjalanan, sampai saya tiba di kota Amed dengan selamat, beliau sempat tinggal bersama keluarganya selama dua bulan terhitung dari waktu tibanya di rumahnya, setelah itu wafat ke rohmatullah di rumahnya.
Al-Habib Ali Hasan Al-Atthos menceritakan bahwa ada penduduk satu dusun yang terkenal dengan sebutan “Al-Mas’ud” yaitu satu kabilah dari kabilah Nawwah, mereka ini memiliki keyakinan yang kuat dan mencintai Al-habib Umar ( Shohibur Ratib ), mereka juga memiliki kebiasaan membaca Ratib dimana pun mereka berada, begitu pula saat-saat mereka turun gunung, baik laki-lakinya maupun wanitanya, malah termasuk anak-anak mereka pun turut membacanya, dan saya sendiri pernah turun ketempat mereka dan saya lihat kebanyakan mereka menghapalnya diluar kepala, benar keadaannya seperti apa yaang disampaikan dan dicertitakan orang-orang itu kepada saya.
Kemudian ada pula yang memberitahu saya bahwa, pada sewaktu kunjungan saya ke dusun Al-Mas’ud bertepatan mereka akan diserang oleh musuh mereka dari dusun yang lain dengan jumlah yang besar, dan mereka (Al-Mas’ud) tidak menyadari akan ancaman itu dan mereka tetap dengan kebiasaan mereka yaitu tiap malam membaca Ratib ini, dan pada suatu malam, ada yang mengintai mereka, beberapa orang mata-mata dari pihak musuh itu, untuk memperhatikan keadaan Al-Mas’ud itu dan situasi setempat, pada saat pengintaian itu mereka mendengar penduduk Al-Mas’ud sedang membaca :
"Bismillahi amanna billahi wa man yu'min billahi la khoufun 'alaih",
" Dengan nama Allah kami beriman dengan Allah dan siapa beriman dengan Allah tidak ada yang perlu ditakutkannya ".
Mendengar itu salah seorang dari mata-mata itu, dan rupanya dialah ketuanya, maka dia berkata kepada kawan-kawannya :” Aku kasihan kepada kalian ( yaitu kawan-kawannya sendiri ) jika kamu menggangu mereka kamu sendirilah yang akan binasa, kemudian dia berkata lagi kepada teman-temannya itu : “jangan kamu ganggu lagi mereka itu untuk selamanya”, mereka pun lalu kembali ke rombongan mereka dan membatalkan rencana mereka semula.
Ulasan yang ringkas ini tak mampu mengungkapkan kemulian serta keutamaan Ratib Al-Habib Umar Al-Attos yang begitu luas dan begitu dalam, maka tentu menjadi masih banyak fadhilah amalan dari Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthos sang dzurriat Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasalam, mudah-mudahan kita dapat mengamalkan secara istiqomah membaca Ratib ini dan semoga kita kelak dikumpulkan bersama beliau serta orang-orang yang mencintai dan dicintai beliau bersama keluarga sang Nabi. Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad.
*Pecinta Kajian Ratib Al-Atthas